Syiahindonesia.com - Nusron Wahid (yang Dikenal Kerahkan GP Ansor untuk Menjaga Gereja dan Tokoh Lesbi Irshad Manji) Masuk Jajaran Formatur yang menyusun kepengurusan PBNU Periode 2015-2020.
Belum terdengar adanya penolakan terhadap ketua GP Ansor yang pernah heboh dengan ucapannya di televisi yang maknanya ayat suci masih di bawah konstitusi itu. Artinya, konstitusi menurut celoteh Nusron Wahid, lebih tinggi dibanding ayat suci Al-Qur’an.
Ketika ketua umumnya (NU) ini Said Aqil Siradj yang pernah tertangkap basah membuat kesepakatan kerjasama dengan perguruan tinggi syiah di Iran namun tidak mengaku, dan akhirnya ketika diberikan bukti surat resminya barulah tidak berkutik; lalu kini dalam susunan formatur ada Nusron Wahid yang sudah dikenal sering mengerahkan Banser untuk menjaga gereja, bahkan menjaga tokoh lesbi Irshad Manji ketika hadir di Jakarta dan ditolak Umat Islam; maka dikhawatirkan orang2 liberal, pro syiah, ahmadiyah, pro Kristen dan pro LGBT (“lesbian, gay, biseksual, dan transgender”) yang sangat dilarang Islam akan dimasukkan ke jajaran kepengurusan PBNU.
Itu urusan intern ormas (NU) yang belakangan banyak disoroti karena semakin jauh dari penegakan Islam namun semakin dekat dengan aliran sesat syiah bahkan mengusung ajaran tersendiri yang disebut Islam (Liberal?) Nusantara itu. Namun dampaknya tentu terhadap Islam di Indonesia, karena asalnya NU itu Ormas Islam dan terbesar di Indonesia, hanya saja kini sudah belepotan dengan faham liberal.
Belum terdengar adanya penolakan terhadap ketua GP Ansor yang pernah heboh dengan ucapannya di televisi yang maknanya ayat suci masih di bawah konstitusi itu. Artinya, konstitusi menurut celoteh Nusron Wahid, lebih tinggi dibanding ayat suci Al-Qur’an.
Ketika ketua umumnya (NU) ini Said Aqil Siradj yang pernah tertangkap basah membuat kesepakatan kerjasama dengan perguruan tinggi syiah di Iran namun tidak mengaku, dan akhirnya ketika diberikan bukti surat resminya barulah tidak berkutik; lalu kini dalam susunan formatur ada Nusron Wahid yang sudah dikenal sering mengerahkan Banser untuk menjaga gereja, bahkan menjaga tokoh lesbi Irshad Manji ketika hadir di Jakarta dan ditolak Umat Islam; maka dikhawatirkan orang2 liberal, pro syiah, ahmadiyah, pro Kristen dan pro LGBT (“lesbian, gay, biseksual, dan transgender”) yang sangat dilarang Islam akan dimasukkan ke jajaran kepengurusan PBNU.
Itu urusan intern ormas (NU) yang belakangan banyak disoroti karena semakin jauh dari penegakan Islam namun semakin dekat dengan aliran sesat syiah bahkan mengusung ajaran tersendiri yang disebut Islam (Liberal?) Nusantara itu. Namun dampaknya tentu terhadap Islam di Indonesia, karena asalnya NU itu Ormas Islam dan terbesar di Indonesia, hanya saja kini sudah belepotan dengan faham liberal.
Untuk menutupi keliberalan dan dekatnya dengan syiah, para tokoh NU dan muqolidnya sering mengumbar suara sinis (bahkan di dalam Laporan Pertanggung Jawaban Said Aqil Siradj dalam Muktamar NU juga mengemukakan sinisnya) terhadap apa yang mereka sebut wahabi. Mereka sengaja memakai jurus menyerang wahabi karena untuk melindungi syiah yang senantiasa diungkap bahaya dan sesatnya oleh umat Islam, nah jalan “terbaik” menurut pembela syiah yakni para tokoh NU adalah memojokkan Umat Islam yang anti syiah itu dengan julukan wahabi. Sampai-sampai Habib Zein Al-Kaf yang pengurus NU Jawa Timur disebut wahabi pula hanya karena gencar menyiarkan bahaya dan sesatnya syiah.
Mereka (NU liberal plus dukung syiah) kira, dengan cara itu maka syiah dan liberal yang mereka “perjuangkan” (?) bisa aman. Padahal trik semacam itu –disadari atau tidak— menjadikan warga NU yang sadar akan diam-diam lari dari NU. Buktinya, tidak jarang ditemui bahkan mengaku sendiri-sendiri bahwa mereka sudah melepaskan diri dari ajaran dan sikap NU.
Kalau masalah ini tidak disadari dan tidak dibenahi, maka NU boleh jadi akan ibarat pohon tua yang akarnya dipenuhi dengan jamur2 syiah dan liberal, yang tinggal menunggu saatnya untuk tumbang, atau ngrentegi, daunnya berguguran satu persatu. Maka susunan kepengurusan PBNU semestinya tidak tercemari oleh jamur2 syiah, liberal dan semacamnya, karena hanya akan mempercepat larinya warga NU ke luar lingkaran nahdliyin.
Inilah berita tentang formatur yang dimaksud.
***
Formatur Akan Tentukan Kepengurusan Periode 2015-2020
Jombang, NU Online Kamis, 06/08/2015 10:05
Setelah terpilih rais aam dan ketua umum PBNU periode 2015-2020, tahap selanjutnya adalah pembentukan formatur untuk menyusun kepengurusan lengkap NU ke depan yang terdiri dari jajaran syuriyah, tanfidziyah, mustasyar, a’wan dan para ketua lembaga dan lajnah.
Sebagaimana tradisi yang berjalan di NU, formatur terdiri dari rais aam, ketua umum dan perwakilan zona wilayah di Indonesia. Mereka terdiri dari Rais Aam KH Ma’ruf Amin, Ketum PBNU KH Said Aqil Siraj, serta perwakilan dari 5 zona wilayah Indonesia yaitu Jawa Timur, Jambi, Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Timur. Khusus untuk Papua, mereka mempercayakan tugas sebagai formatur tersebut kepada Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid.
Mereka akan bersidang selama beberapa kali dan mempertimbangkan berbagai masukan komposisi struktur kepengurusan NU di masa yang akan datang.
KH Maruf Amin berjanji untuk membentuk pengurus yang mencerminkan keinginan muktamirin.
“Kita berusaha agar tidak ada lembaga dan unit dari pusat ke daerah yang tidak jalan dan tidak bergerak, oleh karenanya kita akan konsolidasikan agar semua hasil kerja komisi-komisi bisa dijalankan,” ujarnya.
Sebelumnya KH Musthofa Bisri menyatakan tidak bersedia menduduki jabatan sebagai rais aam sehingga posisi tersebut dipegang oleh KH Makruf Amin sedangkan dalam pemilihan ketua umum PBNU H As’ad Said Ali yang lolos dalam penjaringan juga mengundurkan diri dalam tahap pencalonan sehingga KH Said Aqil Siroj terpilih secara aklamasi. (Mukafi Niam) Kamis, 06/08/2015 10:05
Mereka (NU liberal plus dukung syiah) kira, dengan cara itu maka syiah dan liberal yang mereka “perjuangkan” (?) bisa aman. Padahal trik semacam itu –disadari atau tidak— menjadikan warga NU yang sadar akan diam-diam lari dari NU. Buktinya, tidak jarang ditemui bahkan mengaku sendiri-sendiri bahwa mereka sudah melepaskan diri dari ajaran dan sikap NU.
Baca
artikel selengkapnya di SEJARAH
KARBALA tafhadol
Kalau masalah ini tidak disadari dan tidak dibenahi, maka NU boleh jadi akan ibarat pohon tua yang akarnya dipenuhi dengan jamur2 syiah dan liberal, yang tinggal menunggu saatnya untuk tumbang, atau ngrentegi, daunnya berguguran satu persatu. Maka susunan kepengurusan PBNU semestinya tidak tercemari oleh jamur2 syiah, liberal dan semacamnya, karena hanya akan mempercepat larinya warga NU ke luar lingkaran nahdliyin.
Inilah berita tentang formatur yang dimaksud.
***
Formatur Akan Tentukan Kepengurusan Periode 2015-2020
Jombang, NU Online Kamis, 06/08/2015 10:05
Setelah terpilih rais aam dan ketua umum PBNU periode 2015-2020, tahap selanjutnya adalah pembentukan formatur untuk menyusun kepengurusan lengkap NU ke depan yang terdiri dari jajaran syuriyah, tanfidziyah, mustasyar, a’wan dan para ketua lembaga dan lajnah.
Sebagaimana tradisi yang berjalan di NU, formatur terdiri dari rais aam, ketua umum dan perwakilan zona wilayah di Indonesia. Mereka terdiri dari Rais Aam KH Ma’ruf Amin, Ketum PBNU KH Said Aqil Siraj, serta perwakilan dari 5 zona wilayah Indonesia yaitu Jawa Timur, Jambi, Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Timur. Khusus untuk Papua, mereka mempercayakan tugas sebagai formatur tersebut kepada Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid.
Mereka akan bersidang selama beberapa kali dan mempertimbangkan berbagai masukan komposisi struktur kepengurusan NU di masa yang akan datang.
KH Maruf Amin berjanji untuk membentuk pengurus yang mencerminkan keinginan muktamirin.
“Kita berusaha agar tidak ada lembaga dan unit dari pusat ke daerah yang tidak jalan dan tidak bergerak, oleh karenanya kita akan konsolidasikan agar semua hasil kerja komisi-komisi bisa dijalankan,” ujarnya.
Sebelumnya KH Musthofa Bisri menyatakan tidak bersedia menduduki jabatan sebagai rais aam sehingga posisi tersebut dipegang oleh KH Makruf Amin sedangkan dalam pemilihan ketua umum PBNU H As’ad Said Ali yang lolos dalam penjaringan juga mengundurkan diri dalam tahap pencalonan sehingga KH Said Aqil Siroj terpilih secara aklamasi. (Mukafi Niam) Kamis, 06/08/2015 10:05
Post A Comment:
0 comments: